Kabupaten.Solok.Net

Peta Wisata
Danau Singkarak
Danau Diatas
Danau Dibawah
Danau Talang

   Profil Kabupaten Solok
   Visi dan Misi
   Geografi
   Pemerintahan
   Struktur Organisasi
   Sambutan
  Selayang Pandang
  Potensi Daerah
  Arah Pembangunan
  Sarana Kota
  Peraturan
  Program Kerja






Pada tanggal 20 Juli 1818, seorang pegawai English East India Company, Sir Stamford Raffles menandatangani perjanjian dengan 13 desa yang terletak di Lembah Solok dan di perbukitan sekitarnya.

Kemudian, dalam mamoarnya yang diterbitkan di London (1835) ia menulis kesannya tentang Solok, "Seluruh dataran atau lembah (saya hampir tak tahu bagaimana menyebutnya)... merupakan hamparan budidaya, lebarnya barangkali kira-kira sepuluh mil, dan panjangnya duapuluh mil..."

Mamoar Raffles yang berjudul Memoir of the Life and Public Services of Sir Thomas Stanford Raffles tersebut tidak saja menjadi pegangan bagi para pedagang intemasional, tetapijuga menjadi sumber sejarah bagi studi tentang Indonesia di luar negeri. Tulisan Raffles, seperti ditulis Christine Dobin dalam Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy:

Central Sumatra 1784-1847, memberikan deskripsi yang cukup baik tentang daerah-daerah Minangkabau dan betapa pentingnya daerah tersebut dalam perdagangan kopi dan emas di dunia.

Raffles bukan orang peitama yang membuat catatan tersebut, karena para saudagar Belanda yang dipanggil masyarakat dengan kumpeni itu telah melakukan hubungan dagang dengan para pedagang-pedagang dan Tanah Datar, Agam dan Solok 100 tahun sebelum Raffles datang.

Kedatangan Raffles pun, juga karena perbuatan para kumpeni yang menentukan harga seenaknya. Seperti catatan Raffles yang dikutip Dobin, masyarakat yang ditemuinya mempunyai sikap tidak mau bekerjasama lagi dengan Belanda karena perbuatannya tidak adil. "Ketidakadilannya adalah dalam kepentingan ekonomi mereka, ketiga belas desa ini, terutama yang terdapat di lereng bukit di atas Dataran Solok, baru saja mengetahui bahwa ada permintaan dan dunia internasional untuk hasil bumi yang dengan mudah dapat mereka hasilkan."

Masyarakat tahu ditipu dan tidak mau berdagang dengan Belanda dan menyambut niat Inggris untuk bekerjasama, "Sejak orang-orang Inggris berada di Padang, perdagangan lebih terbuka dan kegiatan perdagangan yang dilakukan dua puluh kali lipat dan semula.

kembali ke halaman utama




designed by |mimbarminang.com
Copyright@2000, All rights reserved.